Selasa, 20 November 2012

TEAR

Ketika bersamamu, air mata ku bisa menyayat dan mengguncangmu
Hingga engkau selalu berusaha membuatku tersenyum
Di malam itu ketika gundah melanda, ketika terbersit bagaimana jika suatu saat engkau tiba-tiba tidak ada di sisiku, dirimu mendekapku erat dan berbisik akan selalu bersamaku dan menjagaku selalu, mengatakan padaku:
                                       "Jangan menangis, aku tak sanggup melihatmu menangis"

Ketika engkau memejamkan mata dan kuteriakkan namamu namun tak kau pedulikan
Aku menangis..
Menangis sejadi-jadinya.. berharap engkau akan bangun dan menghapus air mataku...ikut menangis bersamaku... tapi kau tak mengubrisku

Dalam mimpi pun kau berkata padaku "Jangan Sedih"

Pedih melihat senyum yang hilang dalam tidurmu
Pedih ketika telapak hangatmu tak lagi menyentuh wajahku

Tangan yang selalu menggengam ku dikala aku gundah
Wajah yang selalu kusentuh sebelum tidur
Senyuman nakal yang selalu membuatku tertawa
Pundak yang selalu tersedia untuk kubersandar

Semua air mata kujatuhkan tapi tak meluluhkan apapun
Tetap aku merana sampai matipun takkan tergubris..
Dunia yang tersisa memaksa ku menggunakan topeng
Tiap hari kulalui dalam luntai...
Kepastian yang kutunggu, pertemuan yang kupanjatkan...

Aku sangat merindukanmu...

Mengapa engkau menitipkan kata dalam mimpi: "Terimakasih telah menjadi istriku walau waktunya singkat, aku bahagia bersamamu"
Mengapa berucap dalam mimpi: "Terimakasih telah mencintaiku begitu dalam, tapi aku harus pergi"
Mengapa tak menitipkan kata: "Tunggulah aku sebentar lagi.. aku akan pulang dan kita melanjutkan hidup kita dengan anak kita?"

Laki-laki bodoh yang kucintai pergi begitu saja meninggalkan kata-kata bodoh
and the tears still falling..in the silent...

i wish for any imposibble thing to become possible